BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk sosial yang dimana semua berasal dari sel yang dibentuk oleh proses pertumbuhan untuk bertumbuh memerlukan gizi lewat makanan yang di konsumsi oleh manusia tersebut.
Papua merupakan provinsi dibagian timur Indonesia yang penduduk terdiri dari berbagai suku, bahasa dan budaya. Provinsi papua terletak di lintang khatulistiwa yang beriklim tropis dengan banyak pegunungan yang membentang setiap daerah di Papua yang dipelihara untuk menjaga satwa dan fauna di Papua terlebih khusus di Kota Jayapura masyarakat lokalnya dulu hanya mengkonsumsi makananan hanya berasal dari alam yang dikelola.
1.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi pola makan orang Papua khususnya Suku Grime Kampung Genyem.
2. Untuk mengidentifikasi sumber alam yang ada di Genyem
3. Untuk mengetahui bentuk dari makanan pokok Suku Genyem
1.2 Manfaat Penelitian
1. Sebagai materi atau gambaran gabi instansi terkait mengenai pola makan masyarakat Genyem Suku Grime
2. Sebagai bahan pendukung untuk mengetahui lebih dekat tentang proses-proses pencarian nafkat orang Genyem
3. Sebagai pengklarifikasi kebutuhan dan pola makan suku Grime
4. Sebagai bahan evaluasi bagi para ahli ilmu antropoligi dan etnografi Papua
5. Untuk mengetahui pengelolaan makanan lokal Kampung Genyem
1.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah kuesioner langkah awal pengambiland data adalah menentukan responden atau subyek yang akan diteliti
BAB II
ISI
1.1 Masyarakat Sebagai Konsumen Alamnya Sendiri
Kebutuhan individu menjadi madalah yang serius bagi masyarakat Papua untuk bertahan hidup manusia membutuhkan makanan untuk menjalani kehidupan. Maka masyarakat Genyem memanfaatkan struktur lembah Grime yang dipenuhi oleh pohon sagu dan berpotensi untuk berburu satwa yang bagi penuda didapatkan di Kampung Genyem.
Masyarakat Genyem menafkahi yang keluarga kedua orang tuanya baik suami maupun istri sama-sama memegang peran dalam berbagai pekerjaan baik pekerjaan berat maupun ringan itu merupakan budaya turun-temurun.
Pola kehidupan dan mekanisme kehidupan yang terus berputar tanpa meninggalkan kearifan lokal di daerah tersebut. Memang Lembah Grime terdapat kali yang membetangi Grime sampai ke Nawa yang di dalamnya terdapat ikan air tawar seperti lele, ikan sembilan tetapi orang Genyem lebih menyukai daratan sebagai mata pencaharian kebutuhan hidup.
1.1 Masyarakat Genyem Makanan Pokok Sagu dan Daging
Mengapa masyarakat Genyem lebih menyukai Sagu dan daging ? Karena mereka mempunyai sejarah bahwa nenek moyang mereka berasal dari sagu budaya tersebut menjadi dasar filosofi untuk lebih mengutamakan sagu dibandingkan nasi sebagai sumber energi. Sagu salam bahasa Genyem berarti moo. Sagu biasanya sebagai makanan pokok dijadikan papeda dengan tambahan lauk, makanan pendamping daging kelelawar, tikus, babi dan rusa.
Tidak lupa ada ulat sagu sebagai makanan yang mudah diambil dan didapatkan dengan cara mengambil dicelah batang sagu. Ulat sagu tidakkalah enaknya dari daging, masyrakat Genyem juga biasanya berternak, berkebunsebagai bentuk dari pemanfaatan sumber daya alam yang dimana konstruksi daratannya rata, karena berada di lembah.
1.1 Pengaruh Ilmu Pengetahuan Terhadap Perkembangan Pola Makan Orang Papua
Manusia memang mahluk sosial yang tidak terlepas dari berinteraksi, berkomunikasi semua itu karena ada perbedaan status sosial. Status sosial itu yang membuat masyarakat Genyem mulai melupakan budaya, salah satunya pola makan masyarakat Genyem lembah Grime.
Desa ini mulai mengenal teknologi dengan adanya instruksi Bupati Kabupaten Jayapura untuk pemekaran menjadi Kabupaten Genyem atau Kabupaten Grimenawa.
Sehingga segala sesuatu kearifan lokal mulai dilupakan dari kebiasaan atau budaya masyarakat yang lebih mengutamakan sagu berubah untuk mengkonsumsi nasi. Sagu dan daging yang merupakan potensi sumber daya Genyem sudah mulai dilupakan karena keterdesakan ekonomi, sebagai contoh untuk membantu anaknya yang mau sekolah sehingga sagu mulai diganti menjadi nilai tukar atau dijadikan uang.
Jadi semua dinamika kehidupan mulai terbentuk karena ada nilai tukar melalui urang sebagai nilai tukar modern.
BAB III
PENUTUP
3.1 Keseimpulan
Pola makan masyarakat Genyem mengalami moderenisasi karena itu papeda yang berasal dari sagu digantikan dengan nasi karena lebih tertarik kepada nasi daripada papeda, tetapi salahsatu yang tidak boleh kita lupakan kearifan lokal serta budaya mencintai makanan pokok sendiri.
3.2 Saran
1. Modern itu boleh tetapi jangan melupakan kearifan lokal sebagai harga mati
2. Cintailah makanan pokok dulu baru mencintai makanan umum
DAFTAR PUSTAKA
